(Tubuh): Manual Yang Tumbuh Dalam Kurungan
( Setelah tiga puluh hari kita menumpaskan wabak di luar sana dari dalam rumah sendiri. ) Cemetery of Splendour (2015) bikinan Apichatpong Weerasethakul. JIKA ada apa-apa yang boleh saya pegang dari waktu menuntut di sekolah perubatan dahulu (tidak selesai) tidak lain hanyalah ingatan kepada kelas anatomi. Kelas yang paling saya gemari. Kelas di mana setiap kumpulan berempat (betapa akrabnya angka ini dengan kematian) diberi sekujur tubuh untuk diteliti sehabis-habisnya dari kulit ke tulang - sehingga lunyai. Kelas di mana kami yang berjiwa curiga berjam-jam mahu terus berdamping tanpa jemu - dan tanpa takut - dengan dia . Di mana kami mengenal tubuh orang lain melebihi tubuh sendiri. Suatu kontradiksi sepertimana saat ini kita riuh melawan wabak yang senyap di luar sana dari dalam kediaman sendiri. Seolah saya memilih untuk bertindak dengan tidak melakukan apa-apa. Tetapi benarkah saya tidak buat apa-apa? Untuk seorang yang sepanjang waktu di tapak pembinaan, mempersiap tubu